Beauty Victoria

Beauty Victoria
Victoria Song

Selasa, 24 April 2012

Be Good Stranger [5]




Tittle : Be Good Stranger

Author : retnoboo

Genre : horror, romance, angst, au 
 
Rating : G / PG-13

Lenght : Chaptered

Cast :

- Aku (karna saya gak pake nama siapapun)

- find it!





===========================================================================

“aku perlu bicara denganmu.” Aku menarik pergelangan tangan Se Hun begitu sampai didepan kelas.

“ada apa?” tanyanya penasaran begitu aku berhenti menyeretnya dan mengajaknya kesuatu tempat yang sepi dibelakang sekolah.

“kau sudah mengenalku dari awal bukan?”

“ya, memang. Sejak pertama kali kita berkenalan. Memangnya kenapa?” ia menjawab dengan nada santai tapi aku masih bisa menangkap sedikit kebohongan dibalik ucapannya.

“bukan itu maksudku. Maksudku, kau sudah mengenalku jauh sebelum kau pindah kesekolah ini dan kau sudah mengenal latar belakang keluargaku sebelumnya.” Aku menjelaskan maksudku dengan suara yang tak terlalu tinggi. Aku masih percaya padanya. Aku tidak mau berburuk sangka dan berteriak-teriak tak karuan didepannya jika kenyataannya tak sejalan dengan dugaanku.

Ia terdiam. Lalu dengan santai menjawab.

“tidak. Aku baru mengenalmu sejak aku bersekolah disini. Tapi aku sudah mengenal ayahmu jauh sebelum kau lahir kedunia.”

Ia memasukan jemarinya kedalam saku celana dan  ia tak menatapku. Seharusnya aku bertepuk tangan begitu mendengar jawabannya. Berarti momok yang belakangan ini kutakutkan benar-benar menjadi nyata. Tampar aku jika aku sedang bermimpi.

“apa tujuanmu sebenarnya Se Hun. Oh, atau sebaiknya aku memakai nama aslimu, Oh Se Hyun?”

Ia menyeringai tajam. Aku sedikit bergidig ketika melihat seringaiannya yang tak bisa kupungkiri merupakan seringaian kebencian. Kebenciannya padaku karna ayahku.

“sejujurnya, aku tidak mengerti arah pembicaraanmu. Tapi sepertinya kau sudah memiliki pikiran negative tentangku. Ya aku memang mempunyai dendam yang belum terbalas kepada ayahmu. Dan sekakarangpun rasanya aku masih ingin membalaskan dendamku itu padanya. tapi aku tidak bisa melakukan sesuatu yang jahat pada seseorang yang disayangi oleh kekasihku.”

Ia mengelus tenguk dan ujung pipiku. Aku hampir saja terlena untuk membalas perlakuannya kalau saja tak ada bayangan ayahku didalam otakku.

“jangan menghasutku Se Hun. Aku sudah muak dengan segala omong kosongmu.”

Aku menghempaskan tangannya dengan kasar. Dan lagi. Ia menunjukan sikap pura-pura manisnya didepanku.

“kenapa kau jadi berubah seperti ini? ini bukan kau yang biasanya?”

Baru kali ini aku melihat orang yang pandai sekali memainkan perubahan mimic wajah hanya dalam waktu 1 menit. Aku harus mengacunginya jempol. Ia pantas menjadi actor.

“katakan saja apa yang kau inginkan? Kau ingin balas dendam pada ayahku dengan cara mendekatiku. Atau kau ingin membunuhku sebagai ganti ayahmu yang terbunuh oleh ayahku.”

“opsi pertama mungkin akan menarik. Tapi opsi kedua mungkin akan kupertimbangkan.”

“kau gila  Se Hun. Aku tidak mau melihatmu lagi.”

Aku tak bisa lagi membendung amarahku. Aku berjalan menabraknya dan menerobos melewatinya. Tak lama lagi air mataku akan tumpah. Dan sangat memalukan jika aku menangis didepannya. Sekarang ia musushku.

“hey. Kau lupa kertas ini?” 

Aku berhenti melangkah dan berbalik.

“…..”

“ ‘aku mulai tak bisa jauh-jauh darimu, Se Hun. Cepat kembali.’ Manis sekali.” Ia tertawa terbahak-bahak setelah membaca tulisan disecarik kertas usang yang sejatinya adalah kertas milikku yang telah kubuang entah kemana.

Shit! Dari mana ia mendapatkan kertas itu. tidak seharusnya ia mendapatkan sampah yang jelas-jelas sudah kubuang. Dasar penjilat.

Aku berlari sekencang mungkin. Meninggalkannya yang masih tertawa tebahak-bahak. Air mataku mengalir deras bersamaan dengan turunnya hujan lebat.

Aku bolos. Aku melarikan diri dari monster bertopeng malaikat itu. aku tidak ingin lagi melihatnya. Tidak ingin.


=====================================================================================


Aku duduk sendiri dipinggir kafetaria, dengan nampan makanan serta minuman yang kubawa. Sudah seminggu berlalu dan sejak saat itu aku tak pernah lagi bertegur sapa dengan Se Hun. Ia pindah tempat duduk yang awalnya bersebelahan denganku, menjadi bersebelahan dengan gadis paling cantik dikelasku. Ia telah berubah 180 o. sampai-sampai tingkah lakunyapun seperti orang kesetanan saat sedang berkoar-koar menggoda murid perempuan.

“dia datang! Dia datang!”

Aku mendengar beberapa murid berbisik-bisik sambil menatap kearah yang sama. Kontan akupun ikut mengalihkan pandanganku pada sesuatu yang sepertinya sangat menarik untuk dijadikan bahan perbincangan murid-murid dikafetaria.

Aku terkejut bukan kepalang. Dengan mata kepalaku sendiri serta saraf-saraf otakku yang telah bekerja sama menerjemahkan pemandangan itu, aku melihat Se Hun berjalan bersama seorang perempuan yang tengah bergelanyut mesra seperti monyet dilengannya. Ia tak menghiraukan pandangan sekitar kepadanya. Ia juga masih melangkah santai tanpa memperdulikanku saat dengan sadarnya melewati ujung mejaku.

Ia duduk dimeja yang persis bersebelahan denganku. Entah sengaja atau tidak, pemandangan seperti ini sangat merusak selera makanku. Ia berdialog mesra dengan gadis itu seolah-olah telah lama mengenalnya. Seingatku, ia tak pernah dan tak mau dekat-dekat dengan gadis manapun kecuali aku. Namun dengan cepatnya ia bisa berpura-pura akrab dan mesra pada gadis lain dan menganggapku seperti debu yang hilang ditiup angin.

Aku hanya bisa menahan geram dan melanjutkan makanku dalam diam. Sembari meluapkan emosiku dengan mengunyah makan cepat saji yang ada didepan mataku, aku juga masih bisa melihat pertunjukan gratis ketika mendapati Se Hun tengah bersuap-suapan dengan gadis itu. seperti sinetron. Menjijikan.

Selesai dengan makanku, aku segera beranjak dan bergegas pergi sebelum terjadi kejadian yang lebih membuatku membelalakan mata. Dengan ancang-ancang seribu langkah jerapah, aku dengan sigap melewati ujung meja yang ditempati Se Hun dan gadis barunya.

Aku tak ingin berbalik untuk melihat bagaimana reaksinya begitu melihatku berjalan acuh tak acuh melewatinya. Mungkin saja ia sudah benar-benar menganggapku tak pernah ada.


=====================================================================================


PLAKKK..

“kau dicampakan olehnya bukan?”

Ia menampar pipiku dan menjambak rambutku dengan kasar. Aku sudah menduganya. Mereka akan kembali menyiksaku setelah mengetahui Se Hun tak lagi bersamaku.

“kasihan sekali melihatmu dipermainkan olehnya. Well, aku tidak terkejut jika dia mencampakanmu. Kau tidak sebanding dan tidak akan pernah cocok jika bersanding dengannya. Aku lebih rela jika gadis lain memilikinya ketimbang kau si gadis nerd dan freak yang tak ada apa-apanya.”

Dengan tenaga kuda, ia menghempaskanku ketembok beton dan sedetik berikutnya telah menyiramku dengan seember air kubangan serta melempariku dengan telur busuk yang keharumannya begitu menyengat.

Aku hanya bisa meringis dan menundukan wajah ketika mereka tertawa terbahak-bahak karena telah berhasil menjahatiku.

“kau tau, seharusnya kau membenci Se Hun sejak awal. Karena dialah yang telah berusaha membunuhmu sejak pertama kali ia masuk kesekolah ini. aku sempat heran ketika dia tiba-tiba mendekatimu dan berusaha menjadi temanmu padahal beberapa hari sebelumnya ia sempat membakar toilet sekolah yang sedang kau gunakan.”

Aku membelakan mata begitu mendengar ucapanya. Jadi..

“apa kau bilang?”

“kau tuli? Aku bilang. Dia ingin kau mati. Dia ingin kau sakit hati. Dia membencimu. Kau tidak tahu itu?”

Air mataku sudah tumpah saat gadis-gadis itu melontarkan kata-katanya.

Dadaku benar-benar terasa sesak. Lebih sakit dari kejujuran Se Hun tempo hari. Ia sudah membenciku sejak pertama ia mengenalku. Dia mendekatiku hanya untuk mempermainkanku agar bisa membalaskan dendamnya kepada ayahku. Dan yang lebih membuatku ingin menangis meraung-raung, ia ingin membunuhku. Membakarku hidup-hidup.

Ia ingin aku mati.

Sekarang aku benar-benar merasa seperti gadis kolot yang hidup hanya untuk mengasihani diriku sendiri. Tak kusangka aku begitu menyedihkan.


=====================================================================================


“kami sudah menemukan bukti pasti tentang tersangka kasus pembakaran itu.”

Seorang petugas kepolisian datang kerumahku dan tanpa basa-basi langsung menyampaikan tujuan kedatangannya kerumahku. Aku tau, cepat atau lambat kasus ini akan menemui titik terang. Dan inilah saatnya untuk segera mengetahui siapa dalang dari semua masalah ini. walaupun sejujurnya aku sudah mengetahui kebenarannya. Lama sebelum para polisi mengetaui siapa sebenarnya pelaku itu.

Aku masih terdiam. Berpikir sejenak untuk sekedar memperlambat keterkagetanku nantinya. Mungkin saja polisi ini menyimpulkan bahwa tersangka dari kasus ini adalah orang lain. aku tak suka terburu-buru ingin tahu kalau hasilnya malah bulat kosong.

“siapa?” tanyaku kemudian.

Ia menyerahkan berlembar-lembar dokumen abformal yang isinya memuat berbagai kesimpulan dan bukti-bukti. Yang kulihat pertama kali adalah sepasang sidik jari yang sama dan potongan gambar yang tak jelas.

“namanya Oh Se Hun. Ia bersekolah ditempat yang sama denganmu.”

Bingo!

Aku tersenyum miris. Mencoba bersikap acuh tak acuh pada pembicaraan polisi itu. Mungkin kali ini aku akan sangat berterima kasih pada gadis-gadis tukang onar itu. mereka benar-benar sangat membantu.

“kalau begitu, cepat penjarakan dia.”



to be continued… 


=__Love Is Pain__=

=__I Hate Them Damn Love Songs__=

=__Momento Of Ours__=



Tidak ada komentar:

Posting Komentar