Author
: babyHui
Tittle
: Disguise
Length
: OneShoot
Cast
: OC’s, Kim Jong In, Elina (OC’s)
Genre
: Romance, Tragedi, Angst
Rate
: PG+17
03
November 2010
Aku menyesal!
Benar-benar menyesal dalam arti
sangat bodoh karena tidak berpikir dua kali sebelum bertindak. Bisa-bisanya aku
terjebak oleh tipu muslihat sahabat(ralat:
mantan sahabat)ku sendiri. Rasanya seperti berjalan diatas penggrorengan dan
disiram dengan air es dari kutub utara. Dua perasaan berbeda yang sangat
bertolak belakang sedang kurasakan. Aku sangat marah, kecewa, dan sangat sedih.
Bodoh memang jika melihat
perjalanan hidupku yang datar bagaikan air mengalir kemudian jungkir balik
seperti air mengalir yang bermuara di air terjun yang curam. Gadis tidak popular,
tidak pintar, wajah pasaran dan body seperti pensil membuatku seperti makhluk
tak terlihat yang jika berjalan didepan orang lain akan seperti tembus pandang.
Setidaknya itulah gambaran diriku jika dilihat dari bagaimana pendapat Kai, sahabat(ralat lagi: mantan sahabat)
terdekatku.
Contohnya saja saat aku sedang
berdiri di area timur lapangan basket bersama Kai beberapa hari yang lalu. Secara
tidak sangaja aku melihat salah satu dari segerombol pria-pria jangkung yang
sedang sibuk memperebutkan bola karet itu melihatku. Tersenyum manis kemudian
melambaikan tangan. Sontak tubuhku langsung menegap dan aku hanya bisa
tersenyum kaget dan melambaikan tangan dengan kaku. Sunbae yang tersenyum itu
tertawa sejenak kemudian melanjutkan permainan basketnya.
Dan disaat itulah Kai menyenggol
siku ku dan berkata “ Kau jangan melihat pria-pria itu dengan tatapan seperti itu! Mereka
bukan sedang melihatmu! Mereka sedang melihat Elina, si Cantik. Simpan saja
harapanmu untuk mendekati mereka. “
Perkataannya membuatku menolehkan
kebelakang dan mendapati sekelompok gadis-gadis sedang bersorak-sorai
menyemangati pemain-pemain yang berada dilapangan. Dan salah satu dari mereka
adalah Elina, ratu Cahaya disekolahku. Ketika kau berada didekatnya, maka tidak
akan ada cahaya yang bersinar dalam dirimu karena dia akan mengambilnya. Membuat
semua mata hanya tertuju padanya. Terlebih lagi jika yang berada didekatnya
adalah orang sepertiku, maka kau akan menjadi semut kecil yang berjalan pelan
membuntutinya.
Dan setelah 2 tahun lamanya aku
menjalin persahabatan dengan Kai, aku baru menyadari bahwa dia mempunyai maksud
terselubung yang selama ini tidak kuketahui karena aku terlalu buta akan tipu
daya kebaikkannya. Singkat cerita aku terlalu bodoh dan tolol karena
mempercayai orang seperti dia, yang ternyata hanya berniat mengambil apa yang
aku punya. Membuatku menjadi rusak dan lebih parahnya lagi membuatku terlihat sangat
hina.
Aku bodoh! Dan dia bajingan!
“ Biarkan saja mereka tidak
memperdulikan kehadiranmu. Kau masih mempunyai aku! Dimanapun kau berada,
seperti apapun kondisimu, dan seburuk apapun kelakukankmu masih ada aku yang menjadi
sahabatmu. “
kalimat yang sangat manis dan memabukkan. Kai memang sangat pintar merayu. Semua
siswa disekolahku ternyata sudah terinfeksi kata-kata murahannya itu. Bahkan
ketika ia mengatakan hal yang tidak-tidak tentangku pun mereka dengan yakin
percaya bahwa aku memang seburuk apa yang dikatakannya.
Oh! Dia memang lumayan berjasa
karena dengan cepat membuatku menjadi popular dan sekaligus menjadikanku topiK hangat
pembicaraan siswa-siswa disekolah. Dia pun sukses mebuatku menjadi
bulan-bulanan hujatan para guru karena memasang secarik kertas yang berisi
berita tidak benar tentangku dibeberapa MaDing sekolah.
Aku berjalan melintasi koridor
sekolah dan menemukan secarik kertas lusuh yang sudah berkali-kali tertinjak
oleh siswa lain. Aku sangat penasaran dengan kertas itu karena seluruh sekolah
sedang santer-santernya membicarakan tentang gossip yang merebak dikalangan
siswa. Dimana lagi tempat untuk mencari informasi jika bukan di MaDing yang
terletak di koridor. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat isi dari kertas
lusuh itu. kertas kumal berwarna putih yang berisi berbagai macam foto yang
diambil di waktu yang berbeda-beda. Tubuhku seperti ditikam jarum sulam ketika
tahu bahwa objek satu-satu didalam berita kaleng itu adalah diriku.
Gambar pertama memperlihatkanku
yang tengah menghisap rokok sambil memejamkan mata. Foto itu jelas diambil ketika
aku sedang menghabiskan waktu bersama Kai. Dan dialah sebenarnya yang
menawariku untuk mulai menghisap putung demi putung rokok. Mambuatku menjadi
ketagihan dan sampai akhirnya tidak bisa lepas dari sebungkus rokok dalam
sehari.
Gambar kedua lebih membuatku
shock. Aku masih ingat kapan gambar itu diambil. 12 September
2009. Saat aku berusia 15 tahun dan masih berstatus sebagai siswi
tingkat 10. Hari dimana aku kehilangan keperawananku. Oleh sahabatku sendiri, Kai. Dan gambar itu hanya menampilkan diriku
tanpa pakaian. Tubuhku benar-benar polos tanpa sehelai benangpun yang melekat. Menampilkan
sedikit bercak merah darah diatas sprai sebagai tanda bahwa hari itu adalah
untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan intim. Namun tidak ada siluet
gambar Kai dalam foto itu. Dia benar-benar ingin menghilangkan jejaknya dengan
tidak menyangkut pautkan apapun tentangku dengannya.
“ Hanya kita berdua yang tau! Aku
bersumpah tidak akan membocorkan rahasia ini! “ dan begitulah seterusnya sampai
aku mau terus-terusan melayaninya yang hanya berstatus sebagai sahabatku. Sampai pada akhirnya dia
membuatku terlihat seperti seorang wanita murahan.
Gambar terakhir membuatku nafasku
semakin tercekat. Aku tidak tahu kapan dan dimana peristiwa itu terjadi. Aku
tidak merasa pernah dengan sengaja memamerkan jari tengahku ketika berada
didepan sebuah gereja yang kurasa akupun belum pernah memasukinya. Dan..
astaga! Dia benar-benar mencari kesempatan dan kelemahanku. Peristiwa ini hanya
sebuah lelucon dan tidak disengaja ketika aku dan sahabatku sedang melakukan observasi tentang gereja tua disekitar
daerah pedesaan.
Jelas saja semua orang akan
menganggapku orang yang tidak tau sopan santun dan tidak beragama. Tapi sebenarnya
mereka tidak tau bahwa aku selalu pergi kegereja yang sama dengan mereka setiap
hari minggu. Mereka hanya tidak melihatku karena aku memang bukan objek penting
untuk dilihat.
Mataku mulai basah. Tanganku gemetaran
dan sudah tidak sanggup menggenggam kertas yang masih kupegang. Jika saja dengan
merobek-robek kertas itu dapat membuat seluruh rasa malu dan kecewaku lenyap seketika
maka akan segera kulakukan. Jika saja dengan melemparkan kertas itu ketempat
sampah dapat membuat seluruh orang disekolah melupakan semua berita ini maka
akupun akan dengan senang hati melakukkannya.
Bagai burung yang tertembak
dibagian sayapnya, lambat laun pasti akan mati. Dan sama sepertiku, lambat laun
akupun pasti akan tamat.
Aku berusaha mencari Kai dan
berniat menanyakan apa sebenarnya tujuannya melakukan semua ini padaku. Tapi yang
kudapat hanyalah sebuah hinaan ditambah sebuah tamparan dari Elina yang
ternyata adalah kekasih Kai. Mereka bersekongkol mempermainkanku. Tujuan merekapun
benar-benar tidak masuk diakal. Hanya karena kehadiranku yang notabenenya adalah
anak nerd dan freak yang WAJIB
dibully, maka mereka menyusun rencana yang lebih indah untuk membully ku.
“ KARENA KAU MEMANG BENAR-BENAR BODOH! Kau bodoh
mengira aku akan dengan senang hati mau menjadi sahabatmu! Lihat siapa dirimu! Kau
pikir kau siapa sampai-sampai aku rela menjatuhkan harga diriku hanya untuk
dekat-dekat dengan gadis sepertimu?! Menjijikkan! “
Seperti jatuh kedalam neraka yang
paling dalam. Ketika semua orang menghujatku, menjauhiku, bahkan memandang
diriku sangat kotor, aku memiliki masalah baru dalam hidupku. Masalah yang
benar-benar tidak bisa kuselesaikan dalam sekejap mata. Aku hamil. Hamil atas
ulah sahabatku. Seingatku terakhir
kali aku melakukannya dengan Kai, dia memakai pengaman. Namun memang dasar
kebodohanku yang tidak menyadari bahwa ia melepaskan pengamannya.
Selama berminggu-minggu aku
memikirkan untuk menggugurkan kandunganku. Tapi apa daya ketika seluruh sekolah
mengetahui tentang perutku yang semakin membesar dikarenakan ada janin yang
berberkembang didalamnya. Jelas saja pihak sekolah dengan segera memproses kelakuanku dan mengambil tindakan yang
sangat tegas dengan mengeluarkanku dari sekolah.
Lantas bagaimana dengan perasaan
orang tuaku? Oh persetan dengan mereka! Ayahku bahkan tidur dengan wanita yang
berbeda-beda setiap harinya. Ibuku juga tidak akan memperdulikanku karena dia
sudah hidup bahagia dengan suami barunya. Aku hanya debu kecil yang mengotori
kehidupan mereka. Bahkan jika aku menghilang mereka tidak akan sadar bahwa dulunya
aku ada diantara mereka.
Yang kumiliki sekarang hanya
janin yang bergerak-gerak didalam perutku ini. makhluk kecil yang entah dulunya
sangat tidak kuharapkan kehadirannya sekarang menjadi tujuan utamaku untuk
bertahan hidup. Aku bahkan berhenti merokok dan minum-minum semenjak melakukan
USG pertama kali dan dokter menyarankanku untuk belajar hidup sehat demi
kesehatan bayiku.
03
November 2012
Aku membawa dua karangan bunga
bersama seorang bocah laki-laki yang tidak lain adalah anakku. Dia tumbuh
menjadi anak yang sehat dan aktif, dia sangat suka makan spaghetti, dia suka
berenang, dia suka berjalan-jalan dan dia suka tersenyum miring, sama seperti
ayah biologisnya. Sekarang aku sudah menikah, tepatnya 1 tahun lalu ketika secara
tidak sengaja aku bertemu dengan seorang cleaning service yang bekerja dirumah
sakit tempat biasanya aku melakukan pemeriksaan rutin. 1 bulan setelah
pertemuan, kami resmi menjalin hubungan dan dibulan berikutnya kami resmi
menjadi suami-istri. Dia tidak pernah mempermasalahkan tentang kehamilanku
ataupun tentang masa laluku. Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana diriku ketika
bersama dia, bukan bagaimana diriku tanpa dirinya dimasa lalu.
Apakah aku tidak takut
dipermainkan lagi? Tidak! Hidupku sudah pernah dipermainkan, dan jika dipermainkan
lagi rasanya akan sama saja. Dengan kata lain, aku sudah terbiasa dengan rasa
sakit dan penderitaan.
Ayah dan Ibuku pun bersedia hadir
dalam upacara pernikahanku. Walaupun tidak dengan pesta meriah, namun ada
segelintir kebahagian yang kurasakan ketika melihat kedua orang tuaku menangis
sambil tersenyum ketika melihatku bergandengan tangan dengan pasangan hidupku. Dan
saat itu aku mulai sadar bahwa didalam hati kecil kedua orang tuaku, mereka
tetap menganggapku sebagai anak yang mereka sayangi, mereka besarkan dengan
setulus hati dan mereka kasihi walaupun aku sudah mengecewakan mereka.
“ Untuk apa kita kesini Bu? “
Bocah yang tangannya masih kugenggam
erat saat ini mulai bertanya ketika kami sudah menginjakkan kaki ditempat tujuan.
“ Hanya menjenguk teman lama Ibu
sayang. “
“ Siapa nama teman Ibu? “ lagi,
anakku selalu bertanya dan ingin tau apa yang seharunya anak lain tidak suka
pertanyakan. Ia memiringkan kepalanya, menunggu jawabanku, dan aku hanya
tersenyum kemudian menjawab “ Paman Kai dan bibi Elena. “
Anakku menautkan kedua alisnya
dan menatap batu nisan yang berjejer didepan kami dengan sedikit bingung. Ya.
aku sedang berada didepan pemakaman sahabatku dan Elina. Mereka meninggal dunia
dua tahun yang lalu karena kecelakaan lalu lintas pada hari kedua setelah
natal. Sungguh tragis memang. Namun inilah hidup, kematian akan datang tanpa
bisa diramalkan sebelumnya.
“ Biar aku saja yang meletakkan
bunganya Bu. “
Aku memberikan dua karangan bunga
pada anakku. Dia meletakkan karangan pertama pada makam Elina. Jujur saja, aku
sudah tidak pernah mempermasalahkan dan sudah tidak mau mengungkit-ungkit
kejadian yang pernah aku alami bersama kedua orang ini. Karena akupun menyadari
bahwa masih banyak hal yang lebih penting untuk kulakukan demi masa depanku. Masa
lalu hanyalah bayangan yang seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk
membangun masa depan yang lebih baik.
“ Ini untuk paman Kai. Semoga tenang
di alam sana.“ anakku memanjatkan doa dan kemudian tersenyum padaku setelahnya.
Bunga terakhir untuk sahabatku.
END
Pesan moral :
1.
Seberat
apapun permasalahan yang kita hadapi, akan ada hikmah dibaliknya
2.
Meskipun
aku belum mempercayainya, tapi di ff ini hukum karma itu berlaku
3.
Masa
lalu = Kenangan. MOVE ON
4.
Anak
adalah harta paling berharga buat orang tuanya. So, jadilah anak yang berbakti
kepada orang tua karena kita tidak tau seberapa besar mereka menyayangi kita. Seperti
kata pepatah, kasih sayang orang tua sepanjang jalan, bakti anak sepanjang
langkahnya
Maaf karena bikin ff seperti ini.
saya lagi dalam masa-masa ujian. Terus kenapa sempat bikin ff ini? karena saya
lagi kangen sama orang tua (maklum transmigran, jauh dari orang tua). Tapi berhubung
cerita ff itu gak asik kalo nggak ada konfliknya, jadi saya sedikit bikin feel
diawalnya. Tapi tetep inti ceritanya keorang tua. Suka atau tidak tergantung
masing-masing orang ya.. tapi saya cuma mencurahkan apa yang ada dalam pikiran
saya aja.
Dan untuk ff yang lain lagi pada
pending. Lagi ujian soalnya.. hehe :p
Harap dimaklumi ya.DAN MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA MEN’ZHALIMI KAI DI
FF INI. Mianhae.. T.T
Sekian dan terima kasih.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar