Beauty Victoria

Beauty Victoria
Victoria Song

Minggu, 21 Oktober 2012

Disguise




Author : babyHui
Tittle : Disguise
Length : OneShoot
Cast : OC’s, Kim Jong In, Elina (OC’s)
Genre : Romance, Tragedi, Angst
Rate : PG+17


03 November 2010

Aku menyesal!
Benar-benar menyesal dalam arti sangat bodoh karena tidak berpikir dua kali sebelum bertindak. Bisa-bisanya aku terjebak oleh tipu muslihat sahabat(ralat: mantan sahabat)ku sendiri. Rasanya seperti berjalan diatas penggrorengan dan disiram dengan air es dari kutub utara. Dua perasaan berbeda yang sangat bertolak belakang sedang kurasakan. Aku sangat marah, kecewa, dan sangat sedih.

Bodoh memang jika melihat perjalanan hidupku yang datar bagaikan air mengalir kemudian jungkir balik seperti air mengalir yang bermuara di air terjun yang curam. Gadis tidak popular, tidak pintar, wajah pasaran dan body seperti pensil membuatku seperti makhluk tak terlihat yang jika berjalan didepan orang lain akan seperti tembus pandang. Setidaknya itulah gambaran diriku jika dilihat dari bagaimana pendapat Kai, sahabat(ralat lagi: mantan sahabat) terdekatku.

Contohnya saja saat aku sedang berdiri di area timur lapangan basket bersama Kai beberapa hari yang lalu. Secara tidak sangaja aku melihat salah satu dari segerombol pria-pria jangkung yang sedang sibuk memperebutkan bola karet itu melihatku. Tersenyum manis kemudian melambaikan tangan. Sontak tubuhku langsung menegap dan aku hanya bisa tersenyum kaget dan melambaikan tangan dengan kaku. Sunbae yang tersenyum itu tertawa sejenak kemudian melanjutkan permainan basketnya.

Dan disaat itulah Kai menyenggol siku ku dan berkata “ Kau jangan melihat pria-pria itu dengan tatapan seperti itu! Mereka bukan sedang melihatmu! Mereka sedang melihat Elina, si Cantik. Simpan saja harapanmu untuk mendekati mereka. “


Perkataannya membuatku menolehkan kebelakang dan mendapati sekelompok gadis-gadis sedang bersorak-sorai menyemangati pemain-pemain yang berada dilapangan. Dan salah satu dari mereka adalah Elina, ratu Cahaya disekolahku. Ketika kau berada didekatnya, maka tidak akan ada cahaya yang bersinar dalam dirimu karena dia akan mengambilnya. Membuat semua mata hanya tertuju padanya. Terlebih lagi jika yang berada didekatnya adalah orang sepertiku, maka kau akan menjadi semut kecil yang berjalan pelan membuntutinya.

Dan setelah 2 tahun lamanya aku menjalin persahabatan dengan Kai, aku baru menyadari bahwa dia mempunyai maksud terselubung yang selama ini tidak kuketahui karena aku terlalu buta akan tipu daya kebaikkannya. Singkat cerita aku terlalu bodoh dan tolol karena mempercayai orang seperti dia, yang ternyata hanya berniat mengambil apa yang aku punya. Membuatku menjadi rusak dan lebih parahnya lagi membuatku terlihat sangat hina.

Aku bodoh! Dan dia bajingan!

“ Biarkan saja mereka tidak memperdulikan kehadiranmu. Kau masih mempunyai aku! Dimanapun kau berada, seperti apapun kondisimu, dan seburuk apapun kelakukankmu masih ada aku yang menjadi sahabatmu. “ kalimat yang sangat manis dan memabukkan. Kai memang sangat pintar merayu. Semua siswa disekolahku ternyata sudah terinfeksi kata-kata murahannya itu. Bahkan ketika ia mengatakan hal yang tidak-tidak tentangku pun mereka dengan yakin percaya bahwa aku memang seburuk apa yang dikatakannya.

Oh! Dia memang lumayan berjasa karena dengan cepat membuatku menjadi popular dan sekaligus menjadikanku topiK hangat pembicaraan siswa-siswa disekolah. Dia pun sukses mebuatku menjadi bulan-bulanan hujatan para guru karena memasang secarik kertas yang berisi berita tidak benar tentangku dibeberapa MaDing sekolah.

Aku berjalan melintasi koridor sekolah dan menemukan secarik kertas lusuh yang sudah berkali-kali tertinjak oleh siswa lain. Aku sangat penasaran dengan kertas itu karena seluruh sekolah sedang santer-santernya membicarakan tentang gossip yang merebak dikalangan siswa. Dimana lagi tempat untuk mencari informasi jika bukan di MaDing yang terletak di koridor. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat isi dari kertas lusuh itu. kertas kumal berwarna putih yang berisi berbagai macam foto yang diambil di waktu yang berbeda-beda. Tubuhku seperti ditikam jarum sulam ketika tahu bahwa objek satu-satu didalam berita kaleng itu adalah diriku.

Gambar pertama memperlihatkanku yang tengah menghisap rokok sambil memejamkan mata. Foto itu jelas diambil ketika aku sedang menghabiskan waktu bersama Kai. Dan dialah sebenarnya yang menawariku untuk mulai menghisap putung demi putung rokok. Mambuatku menjadi ketagihan dan sampai akhirnya tidak bisa lepas dari sebungkus rokok dalam sehari.

Gambar kedua lebih membuatku shock. Aku masih ingat kapan gambar itu diambil. 12 September 2009. Saat aku berusia 15 tahun dan masih berstatus sebagai siswi tingkat 10. Hari dimana aku kehilangan keperawananku. Oleh sahabatku sendiri, Kai. Dan gambar itu hanya menampilkan diriku tanpa pakaian. Tubuhku benar-benar polos tanpa sehelai benangpun yang melekat. Menampilkan sedikit bercak merah darah diatas sprai sebagai tanda bahwa hari itu adalah untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan intim. Namun tidak ada siluet gambar Kai dalam foto itu. Dia benar-benar ingin menghilangkan jejaknya dengan tidak menyangkut pautkan apapun tentangku dengannya.

“ Hanya kita berdua yang tau! Aku bersumpah tidak akan membocorkan rahasia ini! “ dan begitulah seterusnya sampai aku mau terus-terusan melayaninya yang hanya berstatus sebagai sahabatku. Sampai pada akhirnya dia membuatku terlihat seperti seorang wanita murahan.

Gambar terakhir membuatku nafasku semakin tercekat. Aku tidak tahu kapan dan dimana peristiwa itu terjadi. Aku tidak merasa pernah dengan sengaja memamerkan jari tengahku ketika berada didepan sebuah gereja yang kurasa akupun belum pernah memasukinya. Dan.. astaga! Dia benar-benar mencari kesempatan dan kelemahanku. Peristiwa ini hanya sebuah lelucon dan tidak disengaja ketika aku dan sahabatku sedang melakukan observasi tentang gereja tua disekitar daerah pedesaan.

Jelas saja semua orang akan menganggapku orang yang tidak tau sopan santun dan tidak beragama. Tapi sebenarnya mereka tidak tau bahwa aku selalu pergi kegereja yang sama dengan mereka setiap hari minggu. Mereka hanya tidak melihatku karena aku memang bukan objek penting untuk dilihat.

Mataku mulai basah. Tanganku gemetaran dan sudah tidak sanggup menggenggam kertas yang masih kupegang. Jika saja dengan merobek-robek kertas itu dapat membuat seluruh rasa malu dan kecewaku lenyap seketika maka akan segera kulakukan. Jika saja dengan melemparkan kertas itu ketempat sampah dapat membuat seluruh orang disekolah melupakan semua berita ini maka akupun akan dengan senang hati melakukkannya.

Bagai burung yang tertembak dibagian sayapnya, lambat laun pasti akan mati. Dan sama sepertiku, lambat laun akupun pasti akan tamat.

Aku berusaha mencari Kai dan berniat menanyakan apa sebenarnya tujuannya melakukan semua ini padaku. Tapi yang kudapat hanyalah sebuah hinaan ditambah sebuah tamparan dari Elina yang ternyata adalah kekasih Kai. Mereka bersekongkol mempermainkanku. Tujuan merekapun benar-benar tidak masuk diakal. Hanya karena kehadiranku yang notabenenya adalah anak nerd dan freak yang WAJIB dibully, maka mereka menyusun rencana yang lebih indah untuk membully ku.

 “ KARENA KAU MEMANG BENAR-BENAR BODOH! Kau bodoh mengira aku akan dengan senang hati mau menjadi sahabatmu! Lihat siapa dirimu! Kau pikir kau siapa sampai-sampai aku rela menjatuhkan harga diriku hanya untuk dekat-dekat dengan gadis sepertimu?! Menjijikkan! “

Seperti jatuh kedalam neraka yang paling dalam. Ketika semua orang menghujatku, menjauhiku, bahkan memandang diriku sangat kotor, aku memiliki masalah baru dalam hidupku. Masalah yang benar-benar tidak bisa kuselesaikan dalam sekejap mata. Aku hamil. Hamil atas ulah sahabatku. Seingatku terakhir kali aku melakukannya dengan Kai, dia memakai pengaman. Namun memang dasar kebodohanku yang tidak menyadari bahwa ia melepaskan pengamannya.

Selama berminggu-minggu aku memikirkan untuk menggugurkan kandunganku. Tapi apa daya ketika seluruh sekolah mengetahui tentang perutku yang semakin membesar dikarenakan ada janin yang berberkembang didalamnya. Jelas saja pihak sekolah dengan segera memproses kelakuanku dan mengambil tindakan yang sangat tegas dengan mengeluarkanku dari sekolah.

Lantas bagaimana dengan perasaan orang tuaku? Oh persetan dengan mereka! Ayahku bahkan tidur dengan wanita yang berbeda-beda setiap harinya. Ibuku juga tidak akan memperdulikanku karena dia sudah hidup bahagia dengan suami barunya. Aku hanya debu kecil yang mengotori kehidupan mereka. Bahkan jika aku menghilang mereka tidak akan sadar bahwa dulunya aku ada diantara mereka.

Yang kumiliki sekarang hanya janin yang bergerak-gerak didalam perutku ini. makhluk kecil yang entah dulunya sangat tidak kuharapkan kehadirannya sekarang menjadi tujuan utamaku untuk bertahan hidup. Aku bahkan berhenti merokok dan minum-minum semenjak melakukan USG pertama kali dan dokter menyarankanku untuk belajar hidup sehat demi kesehatan bayiku.


03 November 2012

Aku membawa dua karangan bunga bersama seorang bocah laki-laki yang tidak lain adalah anakku. Dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan aktif, dia sangat suka makan spaghetti, dia suka berenang, dia suka berjalan-jalan dan dia suka tersenyum miring, sama seperti ayah biologisnya. Sekarang aku sudah menikah, tepatnya 1 tahun lalu ketika secara tidak sengaja aku bertemu dengan seorang cleaning service yang bekerja dirumah sakit tempat biasanya aku melakukan pemeriksaan rutin. 1 bulan setelah pertemuan, kami resmi menjalin hubungan dan dibulan berikutnya kami resmi menjadi suami-istri. Dia tidak pernah mempermasalahkan tentang kehamilanku ataupun tentang masa laluku. Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana diriku ketika bersama dia, bukan bagaimana diriku tanpa dirinya dimasa lalu.

Apakah aku tidak takut dipermainkan lagi? Tidak! Hidupku sudah pernah dipermainkan, dan jika dipermainkan lagi rasanya akan sama saja. Dengan kata lain, aku sudah terbiasa dengan rasa sakit dan penderitaan.

Ayah dan Ibuku pun bersedia hadir dalam upacara pernikahanku. Walaupun tidak dengan pesta meriah, namun ada segelintir kebahagian yang kurasakan ketika melihat kedua orang tuaku menangis sambil tersenyum ketika melihatku bergandengan tangan dengan pasangan hidupku. Dan saat itu aku mulai sadar bahwa didalam hati kecil kedua orang tuaku, mereka tetap menganggapku sebagai anak yang mereka sayangi, mereka besarkan dengan setulus hati dan mereka kasihi walaupun aku sudah mengecewakan mereka.

“ Untuk apa kita kesini Bu? “

Bocah yang tangannya masih kugenggam erat saat ini mulai bertanya ketika kami sudah menginjakkan kaki ditempat tujuan.

“ Hanya menjenguk teman lama Ibu sayang. “

“ Siapa nama teman Ibu? “ lagi, anakku selalu bertanya dan ingin tau apa yang seharunya anak lain tidak suka pertanyakan. Ia memiringkan kepalanya, menunggu jawabanku, dan aku hanya tersenyum kemudian menjawab “ Paman Kai dan bibi Elena. “

Anakku menautkan kedua alisnya dan menatap batu nisan yang berjejer didepan kami dengan sedikit bingung. Ya. aku sedang berada didepan pemakaman sahabatku dan Elina. Mereka meninggal dunia dua tahun yang lalu karena kecelakaan lalu lintas pada hari kedua setelah natal. Sungguh tragis memang. Namun inilah hidup, kematian akan datang tanpa bisa diramalkan sebelumnya.

“ Biar aku saja yang meletakkan bunganya Bu. “

Aku memberikan dua karangan bunga pada anakku. Dia meletakkan karangan pertama pada makam Elina. Jujur saja, aku sudah tidak pernah mempermasalahkan dan sudah tidak mau mengungkit-ungkit kejadian yang pernah aku alami bersama kedua orang ini. Karena akupun menyadari bahwa masih banyak hal yang lebih penting untuk kulakukan demi masa depanku. Masa lalu hanyalah bayangan yang seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk membangun masa depan yang lebih baik.

“ Ini untuk paman Kai. Semoga tenang di alam sana.“ anakku memanjatkan doa dan kemudian tersenyum padaku setelahnya. Bunga terakhir untuk sahabatku.


END


Pesan moral :
1.      Seberat apapun permasalahan yang kita hadapi, akan ada hikmah dibaliknya
2.      Meskipun aku belum mempercayainya, tapi di ff ini hukum karma itu berlaku
3.      Masa lalu = Kenangan. MOVE ON
4.      Anak adalah harta paling berharga buat orang tuanya. So, jadilah anak yang berbakti kepada orang tua karena kita tidak tau seberapa besar mereka menyayangi kita. Seperti kata pepatah, kasih sayang orang tua sepanjang jalan, bakti anak sepanjang langkahnya

Maaf karena bikin ff seperti ini. saya lagi dalam masa-masa ujian. Terus kenapa sempat bikin ff ini? karena saya lagi kangen sama orang tua (maklum transmigran, jauh dari orang tua). Tapi berhubung cerita ff itu gak asik kalo nggak ada konfliknya, jadi saya sedikit bikin feel diawalnya. Tapi tetep inti ceritanya keorang tua. Suka atau tidak tergantung masing-masing orang ya.. tapi saya cuma mencurahkan apa yang ada dalam pikiran saya aja.
Dan untuk ff yang lain lagi pada pending. Lagi ujian soalnya.. hehe :p  Harap dimaklumi ya.DAN MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA MEN’ZHALIMI KAI DI FF INI. Mianhae.. T.T
Sekian dan terima kasih.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar